Malam pertama puasa,
TbR menyelenggarakan latihan dari rumah selepas Tarawih. Masih tetap
menggunakan WA Group dan seperti bisa latihan diawali dari presensi. Materi
utama malam ini adalah “Musik Adegan” di mana grup membentuk kelompok kecil
terdiri dari 3 orang dan masing-masing kelompok akan bekerja sama merancang
sebuah adegan berdasarkan musik yang diperdengarkan. Ada 5 jenis musik dan
masing-masing kelompok harus membuat 5 adegan yang saling berkesinambungan. Pola
komunikasi dalam kelompok menggunakan jalur pribadi WA dan setelah disepakati,
hasil rancangan adegan baru dikirim ke WA Group. Latihan ini selain dapat
digunakan untuk membangun kerjasama, konsentrasi juga mengasah imajinasi
berdasar dengaran. Jalannya latihan dapat dijelaskan sebagai berikut.
5. Awis,
Galang, Aji: Suatu sore, di sebuah taman dengan danau jernih di tengahnya.
Seorang lelaki menanti seseorang atas janji yang telah dibuat. Lelaki itu
membawa bunga, dan berharap seseorang itu suka terhadap bunga yang ia bawa.
Lelaki itu menghampiri kursi dan menghidupkan rokok sembari menanti sang
pujaan, tak lama datanglah seseorang yang bukan dia nanti, menghampirinya. Waktu
serasa berhenti ketika melihat wanita yang mengisi ruang rindu selama ini. Kemudian
wanita itu duduk di sebelahnya dan berkata "hai...!" Sesampainya dia
menyapa dengan tenang perempuan itu, ya ternyata bukan perempuan yang selama
ini dia nanti, ternyata saudaranya yang hanya ingin mengabarkan bahawasanya
pujaan hati itu mengalami sebuah kecelakaan sesaat dia ingin menghampirinya di jalan.
Serentak bunga yg ia bawa berhamburan di tanah, rokoknya jatuh. Apa yg
dikabarkan membuatnya pucat. lalu ia langsung mencari pujaan hatinya ke RS, dia
berlari sangat kencang, sampai lupa kalau bawa motor. Sejenak ia sadar, dan
kembali menuju parkiran untuk mengambil motor yang ia bawa, sembari ia bergumam,
"Juh untung wae iling, rung lunas je", kemudian menghidupkan motor dan
bergegas menggeber motornya. Di jalan menuju RS, lelaki itu mengenang saat-saat
bersama wanita pujaannya, senang, sedih, susah, terkenang begitu mendalam hingga
dadanya sesak, lalu jatuhlah air matanya ditiup angin. Sembari terisak, ia teringat
cicilan motor yang ia kendarai, dengan susah payah pula ia memenuhi cicilan
motor yang ia kendarai itu. Beban pikiran yang ia rasakan sangat besar,
sehingga tidak fokus pada jalan yang ia lewati. Akhirnyaa ia pun terbersit
melihat spedometer dan indikator bensin, menambah suasana sedih pria itu karena
bensin di motor itu berada dalam keadaan limit yang telah habis, tersendat-sendatlah
laju motornya, menuntun lah ia mengarungi jalan menuju RS sambil menangis
meratapi kenangan bersama perempuannya. Tiba tiba, ketika dia mendorong motornya
muncul polisi garang dengan kumis tebal di depannya. Polisi itu berkata
"Selamat siang, bisa lihat surat-suratnya?". Si lelaki kaget dan
sedikit gusar atas keberadaan Polisi tersebut. Ia mengecek dompet, dan lega
karena membawa surat kendaraan bermotor. Polisi mengecek, dan menanyakan
kembali pada lelaki itu, "Kok ndak pakai helm mas?", dan lelaki itu
dengan kaget memegang-megang kepalanya. Lalu ia terpancing emosi karena keadaan,
keluar lah makian dari laki laki itu, "Bajingan cerewet we pak ra reti
kahananku penting tenan iki suog". Polisi menyeringai juga balik memaki
dan menantang balik, "Sampean ki ra tertib, wis tak tilang wae. Ora urusan
karo kahananmu, nyatane koe ra tertib peraturan lalin!!!". Lalu lelaki itu
hanya pasrah dia hanya berharap Tuhan melancarkan semua urusannya. Ternyata
polisi itu mengenali lelaki itu dan dia adalah keluarga besarnya , lelaki
menyampaikan kisahnya sebentar dan mereka berdamai, polisi itu mengantarkannya
ke RS sambil membawa perasaan senang sedikit ayem tentrem. Tak lupa mampir toko
buah utk menjenguk pujaan hatinya yg tadi kecelakaan, serta bunga yg smpat ia
hamburkan di tanah. Ternyata Tuhan menjawab doanya dengan cepat, lelaki itu
akhirnya dapat bertemu segera dengan pujaan hatinya utk melepas rindu. Dengan
perasaan bersalah karena telah memarahi lelaki itu, akhirnya polisi itu
meminjamkan motor dan helm polisinya kepada si lelaki itu. polisi itu berpesan,
"jagalah pasanganmu seperti kau menjaga ikatan persaudaraan kita".
Wajah polisi itu berseri mengatakannya. Tak lupa juga si polisi memberikan
kecupan ke arah kening kepada si lelaki itu. Lelaki itu terharu, dan akhirnya
berangkat menuju rumah sakit untuk bertemu pujaan hatinya.
Musik diperdengarkan adegan per adegan. Artinya tidak langsung diberikan penuh ke 5 ilustrasi musik yang ada. Kemudian masing-masing kelompok
menyusun adegan demi adegan tersebut secara kronologis. Jadi, satu ilustrasi musik diperdengarkan lalu kemudian adegan disusun, demikian seterusnya. Berikut hasil rancangan adegan dari
masing-masing kelompok secara keseluruhan.
1. Danial
Lee, Bagus, Diyan: Wanita itu memasuki ruangan perlahan, menyibak tirai
tipis jendela. Dua jejaka berjalan menuju istana ketemu wanita itu. Satu lelaki
Jawa, tegap, hitam manis dengan senyum yang ringkih. Satunya lelaki berambut
pirang, matanya biru tetapi tidak terlalu tinggi. Wanita itu lalu duduk di
sebuah kursi, menghadap penonton. Kedua lelaki itu berdiri di belakang si
wanita. Diam saling berpandangan. Ketiganya berwajah masam. Kemudian dua lelaki
memandang antara satu dengan yang lain. Dari dalam ruang tadi membuat hati
kepanasan kerana ingin beradu. Dalam diam mereka siap beradu tenaga. Wanita itu
mengeluarkan sapu tangan dari sakunya. Tanpa menoleh ke belakang, ia lempar
sapu tangan putih itu setinggi-tingginya.
Kedua lelaki di belakangnya segera bereaksi. Lelaki Jawa melompat hendak
menangkap sapu tangan, namun lelaki bermata biru menarik lengannya sambil
berkata, "Sudahlah Bapa, ini telah berakhir." "Lepaskan aku, kau
pengkhianat!" Mata lelaki Jawa itu basah dan kini di tangannya telah
tergenggam erat kujang yang sejak tadi ia sembunykan di lengan bajunya.
Terhunus tepat melintang di leher si wanita. "Lebih baik aku bunuh saja
putriku ini dari pada melihatnya menderita," terdengar suaranya bergetar. Kujang
itu sudah menggores tipis kulit si wanita. Melihat merah darah di leher
putrinya, lelaki jawa itu terhenyak. Ia seketika tersadar. Matanya kemudian
memandang tajam lelaki bermata biru. Amarah muncul dan menggelegak karena mengetahui
bahwa orang di hadapannya itu, adalah pengawal puterinya, yang telah
dibanggakannya ternyata mengkhianatinya. Kemudian kujang itu diarahkan kepada
si pengawal dan mencoba menusuknya. Akhirnya pergulatan terjadi. Di saat
lelaki-lelaki itu sedang bergulat, mereka tidak sadar ada asap tipis yang perlahan
memenuhi ruangan. Gas yang mengandung ekstase, menyeruak ke pernapasan
ketiganya. Wanita itu tiba-tiba berdiri, melihat kedua lelaki yang bergumul dan
perlahan muncul perasaan iba. Kemudian mendadak tertawa nyaring. Ia
menghentikan pergulatan itu. Pada keduanya, ia berkata bahwa manusia harus
saling menyayangin, dan muncul cahaya putih disekitarnya. Dari balik cahaya
menyilaukan itu, si wanita telah berubah menjadi dewi dan terbang meninggalkan
mereka. Kedua lelaki itu hanya bisa menerawang ke langit dengan tatapan kosong.
Lalu berpelukan dan tertawa bahagia.
2. Dinu,
Bentar, Tatag: Tersebutlah sepasang suami istri yang baru saja
melangsungkan pernikahan. Mereka lalu hidup di sebuah rumah kecil di tengah
padang rumput yang hijau dengan bunga-bunga yang berwarna-warni dengan mentari
yang hangat bersinar setiap hari. Mereka hidup bertani, menanam sayuran juga
berternak kambing. Sayangnya kebahagiaan suami istri itu tidak berlangsung
lama. Suatu malam, mereka mendengar suara dentuman riuh dari luar rumah mereka
disertai hujan angin dan petir hingga pagi. Lalu keesokan harinya ketika mereka
keluar, mereka mendapati hewan-hewan mati bergelimpangan dan tanaman-tanaman
mereka layu menghitam. Daun daun berguguran, rumput rumput mengering. Sang
istri menjerit seketika, menangis sambil menghampiri tanaman kesayanganya.
Bunga bunga dan sayuran yang selama ini dirawat sepenuh hati telah mati. Pun
demikian dengan suaminya yang tak sanggup berucap sambil mengumpulkan
kambingnya yang sudah tak bernyawa. Mereka berdua hanya bisa menatap nanar
harapan mereka yang tercabik-cabik dan terserak di halaman mereka. Sejauh mata
memandang, yang ada hanyalah tepian jurang yang siap mereka terjuni. Mereka tak
punya harapan lagi. Mungkin ini adalah adalah awal cobaan bagi mereka yg baru
saja menjalani hidup bersama. Di tengah kacaunya perasaan mereka, tiba-tiba
dari atas terdengar suara yg sangat keras. Ternyata itu adalah suara UFO yang
kemudian menghampiri suami istri tersebut.
Dari dalam UFO, keluarlah pasukan alien yg sangat banyak. Suami-istri
itu tersadar apa yang menyebabkan tanaman dan piaraan mereka mati. Seusai
mengusap air mata mereka, dengan penuh amarah mereka berlari menuju gudang. Diambilah
sebuah pusaka warisan nenek moyang berupa tongkat sakti dan sebuah payung.
Masing-masing di tangan mereka lalu mereka berlari menghadapi para alien itu. Tongkat
sakti mengeluarkan sinar merah menyapu seluruh alien beserta pesawatnya. Alien
panik masuk pesawat berupaya menyerang balik dengan tembakan laser, namun bisa
ditangkis oleh payung sakti. Akhirnya alien kalah, pesawatnya meledak berkeping
keping. Rupanya kepingan pesawat ini terbuat dari emas. Suami istri itu kaget,
Sang suami berfikir apakah ini suatu keajaiban bagi mereka. Di balik setiap musibah pasti ada hikmah. Di
balik pesawat alien, pasti ada golden.
3. Fajar,
Djury, Gea Mytha: Seorang pria, umur 25-an tahun. Dia bangun pagi, sambil
menikmati suasana udara pagi dia menyeduh kopi dan menikmati rokok kreteknya.
Sambil menunggu air mendidih dia menatap melalui jendela ke bagian belakang
rumahnya. Dia melihat ada keributan di belakang rumahnya. Orang-orang
berlarian, dia melihat wajah-wajah tetangganya dalam kepanikan. Beberapa dari
tetangganya tersebut ada yang berlari sambil membawa beberapa harta benda
bahkan hewan peliharaan yang bisa mereka bawa. Ada pula yang berlarian dengan
seadanya, hanya berbekal pakaian yang menempel di tubuhnya. Pemuda itu bingung,
apa yang harus dia lakukan, apakah akan ikut berlari dalam kepanikan atau
bagaimana. Dalam kebingungannya sang pemuda mendengar suara tembakan di antara
kerumunan orang-orang yang panik. Dari jendela ia melihat berondongan tembakan itu langsung meluluh-lantakkan
rombongan orang yang berlarian. Semuanya terjatuh, tidak ada yang bersisa. Dia
ingin keluar, melihat apa yang terjadi, tapi dia ngeri, takut dengan suar-suara
tembakan yang tak kunjung berhenti. Tiba-tiba ada yang mendobrak pintu
rumahnya, sekelompok orang dengan pakaian serba hitam dan bersenjata api. Dengan
cepat si pemuda lari keluar rumah. Dia berlari melewati tumpukan mayat yang
bergelimpangan di belakang rumahnya. Dia terus berlari sambil berusaha
menghindar dari tembakan yg mengarah kepadanya. Dia berlari menuju ke hutan yang
ada di sebelah utara desanya. Si pemuda berlari ke hutan tersebut karena dia
tau, di hutan tersebut dia sudah menyimpan senjata2 rahasianya yg
canggih.Pemuda itu menyimpan senjata2nya disana yg dia miliki saat menjadi
pasukan khusus sebelum menjadi rakyat biasa seperi sekarang.. Sesampainya
disana dia langsung mengaktifkan senjata2nya tersebut dan menyerang balik ke
para penembaknya tadi. Pemuda paham bahwasanya gerombolan yg menembakinya tadi
sebenarnya adalah musuh lamanya. Tapi dengan senjata2 canggihnya pemuda mampu
menghabisi seluruh gerombola penembak.
4. Dila,
Benny, Andre: Seorang pria pergi ke sawah membawa pacul, di tengah jalan
bertemu Yu Jiyem yang sumringah membawa tenggok dan ani-ani, sambil ke
bingungan pria itu pergi ke sawah bersama Yu Jiyem. Sesampai di sawah aku
terheran-heran semua sawahku ludes dimakan tikus yang sangat besar. Namun jiwa
penyayangnya timbul, dipeluknya tikus itu, dan tikus itu diberi makan lalu
dibawa pulang. sesampainya dirumah si tikus tertawa terbahak-bahak karena
rencana liciknya untuk mengobrak desa bisa terlaksana. Kemudian tikus besar itu
bersuwit untuk memanggil semua tikus tikus bawahnya untuk bisa membalas
kematian istrinya. Malam tiba, tikus tersebut mulai menghajar seluruh isi rumah
Jiyem dan tak ada satu jam tikus bersama gerombolannya bisa menghajar rumah di
desanya. Pria itu panik dan mulai mengambil api untuk mengusir tikus. Lalu Yu Jiyem
datang membantu. Lalu dia menari-nari di depan tikus-tikus itu. Tiba-tiba tikus-tikus
menjadi senang dan mengikuti gerakan Yu Jiyem. Dan mereka menari bersama. Yu
Jiyem menggiring tikus-tikus itu keluar rumah si pria itu. Dan membawanya ke
tengah hutan.
Apa yang didengar dapat membangkitkan ingatan atau imajinasi yang
kemudian diwujudkan ke dalam cerita singkat melalui sebuah adegan. Pada saat
adegan baru disusun sebagai lanjutan dari adegan sebelumnya, maka ingatan dan imajinasi
baru yang muncul mesti saling dikaitkan. Pada saat inlah proses asosiasi dan
sintesis berjalan bersama. Asosiasi berkait dengan imajinasi yang muncul atas
dengaran, dan sintesis terwujud ketika imajinasi mesti dipertemukan dengan
cerita dalam adegan sebelumya. Bersambung atau tidak cerita itu kemudian sangat
tergantung dari kerjasama kelompok dalam menyintesiskan imajinasi-imajinasi ke
dalam rangkaian adegan.
Share This :
0 komentar